Risiko
Bukti-bukti semakin banyak bahwa ketergantungan sektor ini pada agrokimia (pestisida dan pupuk) menimbulkan risiko yang signifikan, dimana pekerja semakin terpapar kesehatan yang akut dan kronis – kanker, neurotoksisitas, dan masalah kesehatan reproduksi – yang secara tidak proporsional memengaruhi kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak-anak.
Masalah kesehatan – Kelompok rentan
Kanker
Neurotoksisitas
Masalah reproduksi
Kelompok rentan:
Perempuan
Anak-anak
International Palm Oil Workers United, dengan dukungan dari Profundo, melakukan survei terhadap 1.436 pekerja perkebunan kelapa sawit di Kolombia, Ghana, dan Indonesia untuk menilai risiko paparan mereka terhadap bahan kimia pertanian.
Tindakan Pencegahan K3 dalam Produksi Minyak Sawit
Pelatihan
Sebagian besar pekerja (lebih dari 50%) melaporkan pengalaman positif dengan pelatihan K3; namun terdapat kesenjangan, khususnya di Indonesia, di mana efektivitas pelatihan mungkin perlu ditingkatkan.
Lebih dari 80% pekerja Kolombia dan Indonesia menyatakan kekhawatiran tentang risiko kesehatan yang terkait dengan tugas mereka. Sebaliknya, 45% pekerja Ghana tidak menganggap pekerjaan mereka membahayakan keselamatan mereka, yang dapat menunjukkan tindakan pencegahan yang efektif.
Kesadaran
Meskipun semua pekerja yang disurvei menggunakan bahan kimia pertanian, 55% menunjukkan kesenjangan kesadaran signifikan perihal keterpaparan mereka.
44% pekerja Indonesia bekerja selama atau segera setelah aplikasi pestisida.
Paraquat (herbisida di Indonesia) → dapat menyebabkan penyakit Parkinson.
Tebuconazole (fungisida di Kolombia) → dapat menyebabkan mutasi bawaan.
Paraquat dilarang di UE, tetapi blok tersebut masih mengekspornya secara signifikan.
Regulasi
Di ketiga negara, kerangka regulasi mengenai bahan kimia pertanian dan K3 menunjukkan kelebihan dan kelemahan.
Undang-undang cukup komprehensif, tetapi kepatuhannya lemah karena pengawasan & penegakan hukum tidak memadai.
Tidak satu pun dari ketiga negara meratifikasi Konvensi inti ILO tentang K3.
Kebijakan nasional sering tidak spesifik mengatur perkebunan komersial → standar keselamatan & kesehatan pekerja buruk.
Paparan Pekerja
Pekerja terpapar langsung saat menggunakan pupuk, mencampur, menyemprot pestisida.
Paparan tidak langsung: saat memindahkan pohon sawit, memanen, merawat ladang, bekerja di pembibitan, menyimpan bahan kimia.
Manajemen Risiko K3
95% pekerja menerima APD dari perusahaan, tetapi 10% pekerja berisiko tinggi (penyemprot pestisida) tidak mendapatkannya.
50% pekerja Indonesia menyatakan APD rusak tidak diganti.
22% harus membayar APD sendiri.
50% pekerja melaporkan kurangnya fasilitas mencuci APD.
63% pekerja di perkebunan bersertifikat RSPO tidak memiliki fasilitas pencucian APD (vs 59% non-RSPO).
Risiko kontaminasi meningkat karena APD dicuci di rumah atau aliran air.
Masalah lain:
24% pekerja perempuan kesulitan menyelesaikan tugas dengan APD lengkap (vs 13% laki-laki) → APD tidak ramah gender.
24% pekerja Indonesia bisa merokok bebas di perkebunan, sementara 70% pekerja Kolombia & 92% Ghana menyebut merokok dilarang di seluruh area perkebunan.
Akses Informasi
55% pekerja Kolombia, 31% Indonesia, 39% Ghana memiliki akses ke label keselamatan & lembar data keselamatan kimia.
Penanganan Penyakit Akibat Kerja
Hampir 80% responden tidak mengetahui prosedur diagnosis penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja sering tidak terdiagnosis karena hasil pemeriksaan medis tidak dibagikan.
Banyak pekerja tidak menerima hasil pemeriksaan medis → melanggar hak atas informasi kesehatan.
90% memiliki jaminan sosial, tetapi 14% pekerja outsourcing tidak memiliki cakupan penuh.
60% pekerja melaporkan kurangnya pemeriksaan rutin.
Dampak Kesehatan dari Bahan Kimia Pertanian
Gejala yang dilaporkan pekerja:
18% Tidak ada gejala
16% Sakit kepala
11% Pusing
11% Iritasi kulit
Lainnya: alergi & gangguan lambung
Pekerja bebas masalah kesehatan menurun seiring lama bekerja → durasi kerja berkorelasi dengan munculnya penyakit.
Pemeriksaan medis:
Kolombia: 85% pekerja memperoleh sertifikat medis sebelum bekerja, 70% pemeriksaan rutin.
Ghana: 85% pekerja tidak memperoleh sertifikat medis, 20% hanya pekerja tertentu diperiksa.
Indonesia: hanya 40% mendapat pemeriksaan rutin.
Catatan Tambahan
Target kerja harian dinilai terlalu tinggi → pekerja meminta pengurangan target agar sesuai kemampuan tanpa menurunkan upah per kilo.
Sumber
International Palm Oil Workers United
Didukung oleh Profundo
Koalisi Buruh Sawit (KBS)